Miris..!!! Kisah Pengusaha Angkutan, Penumpang Sepi, Jual Angkot secara Kiloan

kisah pengusaha angkutan

Topmetro.News – Ini kisah pengusaha angkutan di wilayah Jawa Timur. Lantaran beroperasinya Jembatan Suramadu berdampak pada menurunnya jumlah pengguna jalur penyeberangan Ujung (Surabaya)–Kamal (Madura). Selain pengusaha kapal, sepinya penumpang dikeluhkan sopir angkot atau lin. Tak pelak lagi, kisah pengusaha angkutan ini pun mencuat ke permukaan.

Kisah Pengusaha Angkutan, Pendapatan Terus Menyusut

Zaini, salah seorang sopir angkot, mengatakan pendapatannya terus menyusut sejak adanya Jembatan Suramadu.

Dulu, dia mampu mengumpulkan 20 penumpang dalam waktu setengah jam. Kondisinya berbeda jauh dengan sekarang.

’’Saya sudah satu jam ngetem. Tapi, belum ada satu pun penumpang yang masuk,’’ katanya sambil tiduran di angkotnya, (8/11/2019).

Mengutang untuk Tutupi Setoran

Ayah lima anak ini mengakui, sepinya penumpang membuatnya ketir-ketir. Gara-gara itu, dia terpaksa berutang untuk menutup setoran.

’’Saya diminta setor Rp 40 ribu ke pemilik angkutan dalam sehari. Padahal, pendapatan cuma Rp 30 ribu,’’ papar Zaini seperti dilaporkan JawaPos.

Untuk menghindari kerugian besar, pria asal Pabean Cantian ini mulai mengurangi aktivitasnya menyetir.

Berencana Jual Angkot Secara Kiloan

Dia lebih banyak melayani jasa sewa harian untuk kepentingan wisata.

Selain Zaini, sepinya penumpang membuat Mustofa bersedih. Pria berusia 50 tahun itu berencana menjual angkotnya secara kiloan. ’

”Entah, laku berapa. Biaya operasionalnya terlalu besar,’’ katanya.

Ada tiga jenis angkot atau lin yang melewati jalur pelabuhan. Yakni, lin K (Jembatan Merah–Indrapura–Ujung Baru), Z1 (Ujung Baru–Margomulyo–Benowo), dan USP (Ujung Baru–Tambaksari–Petojo).

Dipengaruhi Angkutan Online

Jumlah kendaraan yang beroperasi terus berkurang. Misalnya, lin USP yang sebelumnya berjumlah 63 unit. Saat Pelabuhan Ujung masih ramai, jumlahnya mencapai 63 unit. Kini hanya tersisa 40 unit. Pengurangan juga terjadi pada lin ZI dan K.

artikel untuk Anda | UNTUNG ADA TNI, BERSAMA MASYARAKAT, NKRI UTUH TERJAGA

Kabid Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya Sunoto menjelaskan berkurangnya angkot di pelabuhan disebabkan beberapa hal. Selain terdampak Jembatan Suramadu, angkutan online turut berpengaruh.

’’Masyarakat cenderung memanfaatkan aplikasi karena faktor kecepatan layanan,’’ katanya.

Sunoto menegaskan, instansinya tidak berniat menutup trayek ke pelabuhan. Sebab, pemakainya masih cukup banyak. Terutama pedagang di sekitar Pelabuhan Kamal, Madura. Sunoto menjelaskan, dishub sebenarnya menggagas program subsidi untuk angkot. Namun, hal itu belum bisa direalisasikan.

”Ada keterbatasan di sisi anggaran. Jadi, kebijakan ditunda,” ungkap Sunoto.

Selain angkot, jumlah kapal yang beroperasi di Ujung–Kamal berkurang. Dari tiga kapal penyeberangan, hanya dua yang dioperasikan. Itu pun tidak sampai 24 jam seperti era dulu.

baca juga | ANGKOT EKSKLUSIF FULL AC AKAN SEGERA HADIR DI KOTA MEDAN

Seperti diwartakan topmetro.news sebelumnya, tidak lama lagi, di Kota Medan akan hadir angkot eksklusif dan full AC. Informasi ini diperoleh topmetro.news dari Sales Manager PT Arista Jaya Lestari (Wuling Arista Cabang Ringroad) Daniel Andryan Sinaga, Sabtu (5/10/2019) silam.

Disampaikan Daniel Sinaga, bahwa Wuling memang serius ‘bermain’ di Indonesia. Dimana, dalam dua tahun sudah membuka 110 dealer di Indonesia.

“Ada keinginan juga akan serius bermain di transportasi massal. Dengan Organda Depok, kami lagi proses untuk transportasi massal. Dan tentunya kami ingin mendukung program pemerintah yang akan membenahi angkutan umum. Di antaranya, Wuling akan mendukung dengan angkot eksklusif,” urainya.

sumber | jawapos

Related posts

Leave a Comment